Pulau Terluar yang Terpinggir
Menyusuri Pulau Rupat
adalah menyusuri kehidupan pulau terluar. Setiap sudutnya menceritakan banyak
hal yang membuat orang selalu ingin tahu. Mulai segala yang indah sampai yang memprihatikan.
Tentang dinamika kehidupan orang-orang di pulau yang terpinggirkan. Kami merekamnya melalui sebuah ekspedisi singkat.
Pulau Rupat merupakan
bagian dari Kabupaten Bengkalis, Riau. Secara administratif, Pulau Rupat
berbatasan dengan Selat Malaka di bagian utara. Kemudian sebelah selatan
berbatasan dengan Kota Dumai, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan
Hilir dan Kota Dumai, dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Bengkalis.
Pulau seluas 1.524.55
kilometer persegi yang berada di sebelah timur Pulau Sumatera ini terbagi ke
dalam dua kecamatan, yaitu Kecamatan Rupat dan Kecamatan Rupat Utara. Kecamatan Rupat meliputi 10 desa/kelurahan dan Kecamatan Rupat Utara
meliputi 5 desa/kelurahan. Berdasarkan data proyek perencanaan Kota Terpadu
Mandiri (KTM) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans),
penduduk Pulau Rupat sebanyak 42.077 jiwa dari 9.057 KK.
Namun menelusuri Pulau
Rupat seperti pergi ke tanah asing. Nyaris tidak seperti
berada di Riau, atau Indonesia umumnya. Warna berbeda mulai terlihat ketika
masuk ke dalam perkampungan di Tanjung Medang, ibukota Kecamatan Rupat Utara. Rumah-rumah
penduduk setempat, terutama dari etnis Tionghoa, terlihat unik dengan altar
sembahyang mungil di halamannya. Belum lagi, kendaraan yang lalu lalang bukan bermerek
Indonesia.
Kondisi itu mewakili
sebuah realita, bahwa pulau terluar yang berdekatan dengan negara tetangga kian
jauh dari pelukan ibu pertiwi. Belum lagi masalah infrastruktur yang jauh dari layak.
Jalan yang ada lebarnya hanya antara 1,5-3 meter, cor beton yang lebih banyak
berlubang. Satu-satunya mobil yang kami temui, mobil double cabin plat merah terparkir di Kantor Camat Rupat
Utara. Mobil itu pun belum tentu bisa menembus berbagai tempat di pulau itu. Mengingat
sebagian besar jalan hanya bisa dilewati kendaraan roda dua.
Di pulau yang jaraknya
hanya sekitar 42 kilometer dari Port Dickson, Malaysia, itu berlaku dua mata
uang. Rupiah dan ringgit. Wajar, sebab sebagian besar barang-barang kebutuhan
masyarakat dipasok dari negeri jiran. Mulai bumbu dapur hingga peralatan
elektronik dan sepeda motor. Bahkan hampir semua sepeda motor yang ada di sana
buatan Malaysia, tentunya dikirim secara ilegal. Namun tak perlu khawatir,
selama hanya dipakai di Pulau Rupat tak bakal ditangkap. Harganya pun murah,
hanya sekitar Rp 2 juta-6 jutaan, tergantung merek dan kondisi.
Banyaknya sepeda motor
bodong di Rupat sempat membuat berang Pemerintah Malaysia. Pasalnya motor-motor
tersebut diduga merupakan hasil curian dari sana. Kedekatan Rupat Utara dengan semenanjung
Malaysia, seperti Melaka, Tanjung Tuan dan Port Dickson Negeri Sembilan, memudahkan
masyarakat mendapatkan sepeda motor bekas dengan kualitas bagus dan harga
murah.
Sebab di pulau itu pun,
memang tak ada penjual sepeda motor baru. Sedangkan untuk mendapatkan motor
bekas dari dalam negeri, harganya bisa berkali lipat. Agaknya inilah alasan pemerintah
dan aparat setempat membiarkan sepeda motor bodong berseliweran di jalan. Karena kehadiran sepeda motor dari Malaysia itu, akan memudahkan mobilitas penduduk.
Menurut Mat Jaman (65), yang
asli kelahiran Desa Teluk Rhu, Rupat Utara, sejak berabad-abad lalu penduduk setempat
memang terbiasa belanja dan berniaga ke Malaysia. Karena itulah, tak heran
kalau mereka lebih kenal dengan daerah-daerah di Malaysia daripada Indonesia. Baru-baru
ini saja ada regulasi yang membatasi interaksi dua penduduk serumpun yang
bertetangga itu.
“Tapi presiden kami
tetap di Jakarta, gubernur kami tetap di Pekanbaru,” katanya, meyakinkan bahwa dirinya
dan penduduk setempat masih bangga sebagai warga negara Indonesia.
Menurut Mat Jaman, bila menggunakan
sampan dayung waktu tempuh ke Port Dickson sekitar 6 jam. Namun kalau
menggunakan kapal motor hanya 45 menit. Jauh lebih cepat bila dibandingkan perjalanan kami menggunakan speedboat dari Dumai ke Tanjung Medang
yang memakan waktu sekitar 2,5 jam. Bahkan
kalau cuaca cerah, semenanjung Malaysia terlihat dari Rupat Utara.
Sebagian besar masyarakat
Teluk Rhu merupakan nelayan tradisional. Dalam sebulan
rata rata hanya bisa melaut selama 20 hari. Itu pun kadang hasilnya tak pasti. Kalau sedang tidak melaut, tak ada yang bisa mereka lakukan.
”Kalau mau berkebun kat
(dekat) darat, manelah larat (mampu). Misalnya dikasih modal
untuk berkebun, sehari untuk beli rokok saje tak cukup. Mane larat
kami berkebun,” kata Mat Jaman dengan logat Melayu kental.
Rata-rata nelayan
setempat menggunakan rawai, bentuknya seperti pancing dalam jumlah banyak, yang
diletakkan di tengah laut. Beragam ikan bisa didapat, seperti Kurau, Pari dan
sebagainya. ”Harga ikan tentu beragam tergantung ikan ape,” imbuhnya.
Sementara itu, Zainuddin
(39), seorang nelayan yang sedang memperbaiki jangkar kayu di tempat itu
mengatakan, ikan yang dia dapat biasanya dijual ke penampung. Penampung itu
kemudian menjualnya lagi sampai ke Dumai.
”Tapi sekarang ikan tak
begitu banyak lah. Macam mane kite nak dapat banyak, sampan motor kite
berape kencanglah. Sementare yang mengambil ikan ade yang
pakai kapal beso (kapa besar),” katanya.
Zainudin juga mengaku, nelayan
menjadi satu-satunya mata pencahariannya. Sebagai nelayan tradisional hasilnya
tentu tak bisa ditebak. ”Kadang dalam sehari biselah kami dapat sampai
sejuta. Tapi kalau lagi sulit, sebulan setengah juga belum tentu dapat,”
imbuhnya.
Meski sebagian besar melaut,
namun masih ada juga yang bisa berladang. Salah satunya Darwin (40), penduduk
Teluk Rhu yang kami temui di jalan menuju pantai.
Saat berbincang, ia mengeluhkan kondisi jalan di Rupat Utara yang terbilang tak
karuan.
”Jembatan saja dari
kayu. Kalau hujan jalannya susah kami lewati, licin,” keluhnya. Saat itu, dia sedang mendorong sepedanya
melintasi jembatan kayu rusak di jalan yang mengarah ke pantai. Karena rusak,
hanya batangan kayu yang digunakan sebagai titian.
Darwin pun berharap,
pemerintah daerah segera membangun jalan dan fasilitas umum lainnya yang
memadai. Kalau sudah bagus, tentunya dapat mendorong tumbuhnya perekonomian
masyarakat.
”Sampai kapan kami mau
seperti ini, sudah puluhan tahun kami hidup tanpa jalan dan fasilitas yang
baik. Bagaimana kami mau maju kalau jalan saja susahnya seperti ini,” ujar pria
beranak dua, yang mengaku sering berdagang ke Dumai ini.
Teluk Rhu hanyalah
sepenggal kisah bagaimana pulau yang subur itu terabaikan. Di beberapa tempat
yang kami lewati, terlihat kondisi
yang lebih memprihatikan. Infrastruktur jalan cor beton penghubung antarkampung yang lebarnya
hanya 1,5 meter penuh lubang. Bahkan masih banyak daerah yang tak memiliki
akses jalan memadai.
Di sepanjang perjalanan,
kami melihat rumah-rumah penduduk berdiri sederhana. Paling banyak, rumah
panggung dari kayu, khas Melayu. Jarak antarrumah pun lumayan jauh, 100-200 meter
yang dipisahkan kebun kosong, belukar atau hutan karet alam. Pemandangan itu
mewakili kemiskinan masyarakat setempat yang jauh dari akses perekonomian. Bahkan
fasilitas pendidikan jarang ditemui. Beberapa bangunan megah yang kami lihat hanyalah
kandang walet, yang dibangun permanen sampai empat tingkat. Ironis memang.
Bahkan, dalam perjalanan
dari Rupat Utara menuju Desa Sungai Cingam yang masuk kawasan Rupat bagian
selatan, harus menyusuri sungai dengan pompong. Padahal kawasan tersebut masih
satu pulau yang hanya terputus oleh parit-parit kecil.
”Belum ada jalan dan jembatan,
satu-satunya transportasi ya naik pompong ini,” kata Ahmad Zamroi, pemandu kami
yang tinggal di Desa Sungai Cingam. Padahal setelah diamati, pompong tersebut tidak
menyeberangi sungai. Tapi hanya menyusuri sungai dan berlabuh di dermaga di
sisi sungai yang sama. Logikanya, kalau ada akses jalan kami
tak perlu naik pompong.
Dermaga tempat kami
berhenti disebut kampung Lelong, masuk wilayah Desa Makeruh, Kecamatan Rupat. Kampung
itu mayoritas penghuninya etnis Tionghoa. Di Pulau Rupat, umumnya perkampungan penduduk
dari dulunya memang berkelompok. Seperti perkampungan Melayu, Jawa, Tionghoa,
maupun suku asli pulau tersebut, Suku Akit.
Infrastruktur di wilayah
Rupat bagian selatan ini tak jauh berbeda dengan Rupat Utara. Kondisi jalan
masih sama, termasuk tingkat kerusakannya. Bahkan kata Ahmad, jalan yang kami
lewati menuju Desa Sungai Cingam belum sampai dua tahun dibangun. Tapi
kondisinya seperti jalan yang sudah puluhan tahun, rusak dan penuh lubang.
Kondisi lebih parah kami
alami sesaat setelah sampai Desa Sungai Cingam. Untuk menuju rumah Ahmad,
tempat kami menginap, harus melewati
jalan tanah yang kalau musim hujan tak bisa dilewati kendaraan. Kebetulan siangnya
hujan turun lumayan lebat. Sepeda motor pun akhirnya parkir di rumah yang ada
di ujung jalan beton. Saat itu hari sudah malam.
”Maaf kita terpaksa
jalan kaki. Kalau habis hujan tak bisa dilewati sepeda motor. Jalannya
juga tak bisa pakai sandal atau sepatu, lengket,” kata Ahmad memberi tahu kami kondisi jalan tersebut.
Akhirnya, tim ekspedisi harus
jalan kaki menyusuri jalan tanah liat sepanjang beberapa ratus meter untuk
sampai ke tujuan. Sepanjang perjalanan, beberapa kali anggota tim hampir jatuh
tersungkur. Karena jalannya licin dan banyak terdapat kubangan air. Apalagi malam
itu hanya diterangi senter dari ponsel. Jadinya kami meraba-raba untuk
menemukan jalan yang aman.
”Jalan itu baru dibeko (excavator)
saat Pemilu kemarin. Kebetulan ada caleg yang saudaranya pengusaha punya banyak
beko. Sebelumnya hanya jalan setapak,” kata Sumarto (55), ayah Ahmad, setelah
kami tiba di rumahnya. Padahal Sumarto sendiri kelahiran desa tersebut. Bisa
dibayangkan bagaimana kehidupan mereka selama ini.
Dari penuturan Sumarto, pengalaman
sebelumnya para caleg atau calon kepala daerah yang berkampanye selalu menebar
janji-janji palsu. Setelah terpilih, tak satu pun yang mau datang kembali. ”Kami
tak mau tertipu lagi, pokoknya yang cari massa di sini harus membangun dulu.
Kalau tidak, jangan harap kami pilih,” ujarnya.
Masyarakat setempat pun,
sebenarnya tak pernah berharap banyak dari mereka. Paling penting infrastruktur
diperbaiki. Sebab kalau infrastruktur, khususnya jalan bagus, maka aktivitas
perekonomian masyarakat juga semakin lancar. Apalagi mata pencaharian
masyarakat sebagian besar di sektor agrikultur. Seperti berkebun karet, kelapa
sawit dan menanam padi.
Azhar (38), penduduk setempat juga mengatakan hal yang sama. Selama ini
terlalu banyak politikus yang menebar janji di kampung mereka. Termasuk akhir-akhir
ini, menjelang pemilihan bupati Bengkalis. ”Beberapa tim sukses sudah ada yang
ke sini, bilangnya mau membangun jalan, sekolah dan lain-lain. Tapi kami tak butuh
janji, yang penting harus ada bentuknya,” tukasnya.
Bahkan Azhar sempat berseloroh tentang salah seorang kandidat yang belum
lama ini datang ke kampungnya. ”Bilangnya dia akan memperhatikan jalan di sini.
Kalau hanya diperhatikan kan sama saja. Sambil lewat juga semua orang
memperhatikan. Tapi kami perlu realisasinya, bangun dulu baru kami pilih. Kalau tidak ya sama saja, nanti pasti lupa. Memang semua seperti itu
tabiatnya,” ujarnya.
Masyarakat Desa Sungai Cingam kini berharap pada rencana pembangunan Kota
Terpadu Mandiri (KTM), yang pusatnya di Desa Pangkalan Nyirih, yang masih
bertetangga desa. Harapannya, keberadaan KTM akan mengangkat perekonomian
mereka. Namun entah kapan rencana tersebut terwujud. Pasalnya jembatan di Selat
Morong, yang diproyeksikan untuk memperlancar akses transportasi, hingga kini
belum jadi.
”Kalau jembatan sudah jadi, lalu jalan sudah lebar dan bagus di sini pasti bakalan
ramai. Mobil juga bisa sampai sini. Soalnya dari Dumai sekarang ada roro ke
Tanjung Kapal, setelah itu bisa langsung lewat darat sampai ke sini. Apalagi di
sini juga ada pantai pasir putih yang tak kalah indah dengan Rupat Utara. Malah
unik, banyak pohon cemaranya,” kata Ahmad, yang saat ini bekerja sebagai guru
di Pangkalan Nyirih.
Berharap pada KTM?
Satu-satunya harapan pengembangan
Pulau Rupat yang ada di depan mata, memang pembangunan KTM yang dicanangkan
Depnakertrans. Informasi Pusat Humas Depnakertrans yang dikutip dari situsnya menyebutkan, KTM merupakan bukti
komitmen Pemerintah Indonesia untuk membangun kawasan perbatasan dan
pulau-pulau terluar di seluruh Indonesia.
Menurut Dirjen Pembinaan
Pemukiman dan Penempatan Transmigrasi (P4Trans) Depnakertrans Harry Heriawan
Saleh, pembangunan KTM Pulau Rupat yang berada di kawasan perbatasan dilakukan
untuk menegakkan kedaulatan bangsa dan negara. Sehingga tidak diincar dan
diklaim oleh negara lain.
”Selain itu, pembangunan
KTM Pulau Rupat dimaksudkan untuk
memberdayakan potensi sumber daya alam bagi kesejahteraan masyarakat dan
meningkatkan pendapatan asli daerah,” ungkapnya saat pencanangan pembangunan
KTM Pulau Rupat, pertengahan Oktober
tahun lalu, di Desa Pangkalan Nyirih, Kecamatan Rupat. Pencanangan ini ditandai
dengan penyerahan ijin prinsip lokasi KTM dari Departemen Kehutanan.
Menurut Harry, program
transmigrasi yang selama ini dijalankan pemerintah terbukti memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. ”Namun agar program
transmigrasi dapat memberikan manfaat yang lebih optimal, Pemerintah dalam hal
ini Depnakertrans mengembangkan konsep paradigma baru transmigrasi,” imbuhnya.
Paradigma baru
transmigrasi yang diuraikan Depnakertrans, yaitu transmigrasi sebagai basis
ketahanan nasional, Kemudian pilar ketahanan pangan nasional, fundamen
penyediaan energi alternatif, instrument pemerataan investasi dan transmigrasi
sebagai wahana penanggulangan kemiskinan dan pengangguran.
Mengenai pembangunan KTM
Pulau Rupat, Dirjen P4Trans itu mengatakan, selain sabuk pengaman (security
belt) nusantara, KTM seluas 152.955 hektare itu dirancang untuk mengembangkan
komoditas unggulan setempat. Berupa usaha perkebunan tebu dan kelapa sawit.
Tersedia lahan seluas mencapai 49.775 hektare dan diprediksi mampu menyerap
tenaga kerja sebanyak 8.000 orang.
”Di KTM Pulau Rupat
nantinya akan dibangun basis usaha perkebunan tebu dan pabrik gula. Ditandai
dengan pembukaan kebun tanaman tebu yang mendukung program pemerintah untuk
menekan impor gula dan menuju swasembada gula nasional,” paparnya.
Dalam membangun kawasan
perbatasan menjadi KTM, kata Harry, dibutuhkan kerja sama banyak pihak. Baik pemerintah
pusat maupun daerah, dunia usaha, investor, serta masyarakat.
”Adanya dukungan pemerintah
untuk pembangunan infrastruktur dasar disertai pemberdayaan masyarakat di
sekitar lokasi KTM Pulau Rupat, diharapkan mampu mengusung potensi daerah. Sehingga
nantinya berkembang menjadi pusat perekonomian baru dan pusat administrasi
pemerintahan. Sehingga memacu percepatan pembangunan daerah secara keseluruhan,”
bebernya.
Rencananya, pola pengembangan
kebun tebu di Rupat ini dilaksanakan dengan pola kemitraan dengan melibatkan
masyarakat setempat. Bagi petani plasma akan diberi
bantuan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE). Sedangkan petani bukan
plasma akan mendapat subsidi pupuk.
Terkait pembangunan KTM
ini, Wakil Gubernur Riau HR Mambang Mit dan Bupati Bengkalis Syamsurizal sepakat,
Pemprov Riau maupun Pemkab Bengkalis akan memberikan dukungan sepenuhnya bagi
percepatan pengembangan Pulau Rupat melalui progam KTM. Sebab pembangunan KTM
Pulau Rupat yang berada di kawasan perbatasan itu dilakukan pemerintah untuk
menegakkan kedaulatan bangsa dan negara. Sehingga tidak diincar dan diklaim
oleh negara lain.
“Di samping itu,
pembangunan KTM tersebut dimaksudkan pula untuk memberdayakan potensi sumber
daya alam bagi kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan pendapatan asli
daerah,” kata keduanya senada, seperti di kutip dari situs Pemkab Bengkalis.
Dari informasi yang
didapat, untuk mempercepat pengembangan KTM Pulau Rupat ini, Depnakertrans pada
2010 ini mengalokasikan anggaran sekitar Rp 14-15 miliar melalui Dirjen
P4Trans. Sedangkan sekitar Rp 500 juta melalui Dirjen Pembinaan Pengembangan
Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi (P2MKT).
“Informasi yang kita
peroleh demikian. Dan, untuk tahap awal, pemerintah pusat akan menempatkan 200
kepala keluarga, namun waktu penempatan belum ada kepastian," jelas Kabag
Humas Pemkab Bengkalis Johansyah Syafri, dalam situs pemerintah daerah itu.
Terkait pembangunan industri gula ini, Kepala Bidang
Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)
Riau, Hamsani Rahman, Selasa (5/1/2010) mengatakan, rencana membangun pabrik
gula di Riau tersebut bakal didirikan secepatnya di Pulau Rupat.
“Ini memang sudah
menjadi program nasional. Kebetulan Riau jadi salah satu provinsi yang dipilih
jadi proyek pembangunan pabrik, nantinya pabrik tersebut dibangun swasta,” ujarnya.
Ia menjelaskan, untuk
pembangunan pabrik tersebut, Pemprov Riau sudah mengantongi izin prinsip.
Bahkan perusahaan yang bakal membangun juga sudah ada. Untuk merealisasikan
pembangunan pabrik itu hanya menunggu proses beberapa perizinan lagi.
“Izinnya memang sudah ada, namun kita masih
menunggu beberapa lagi proses yang harus kita lalui,” ujarnya.
Hamsani mengungkapkan,
rencananya untuk menunjang industri gula di Riau, juga bakal dibuka perkebunan
tebu. Nantinya dipersiapkan lahan sekitar 8.000 hektare perkebunan tebu di
Pulau Rupat. Namun hingga kini belum ada kepastian kapan hal itu
direalisasikan.
Ia menambahkan,
pembangunan pabrik gula di Riau nantinya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan
gula untuk Riau. Bahkan diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan gula nasional,
karena diperkirakan produksi gula dari pabrik gula di Riau itu akan melebihi
kebutuhan gula Riau.
Namun sayangnya, Hamsani
mengaku lupa nama perusahaan yang bakal membangun pabrik tersebut. Termasuk
rencana investasi yang dibutuhkan untuk mewujudkan proyek tersebut.
Sebelumnya, Kepala
Disperindag Riau Herliyan Saleh juga pernah melontarkan rencana tersebut. Namun
ia mengatakan, realisasi proyek tersebut akan lebih sulit, karena banyak
terkendala pada rumitnya urusan perizinan yang diberikan pemerintah pusat.
Herliyan mengatakan,
salah satunya, karena harus ada izin antardepartemen. Hal tersebut membutuhkan
waktu lama, sehingga realisasi proyek tersebut berjalan lambat. “Ini yang jadi
kendala, kita berharap secepatnya proyek ini bisa direalisasikan. Jika pabrik ini diresmikan, maka produksi gula di Indonesia bakal mampu
memenuhi kebutuhan gula nasional,” ujarnya. (*)
Catatan: Tulisan ini sebelumnya dipublikasikan di RiauBisnis.com.
5 comments
tyxcycyu
rts5x6dc7t
Kami adalah sebuah organisasi yang ditubuhkan untuk membantu orang yang memerlukan
bantuan, seperti bantuan kewangan. Jadi, jika anda akan melalui kewangan
masalah, jika anda mempunyai keadaan huru-hara kewangan dan anda memerlukan dana untuk
memulakan perniagaan anda sendiri atau anda memerlukan pinjaman untuk membayar hutang atau membayar
bil, memulakan perniagaan yang baik atau anda mendapati sukar
mendapatkan pinjaman modal dari bank-bank tempatan, hubungi kami hari ini melalui e - mail
rebeccawilliamsloanfirm@gmail.com
"Jadi, jangan biarkan peluang ini berlalu begitu sahaja,
Anda dinasihatkan untuk melengkapkan dan mengembalikan butiran di bawah ..
Nama awak: ______________________
Alamat anda: ____________________
Negara awak: ____________________
Tugas anda: __________________
Jumlah pinjaman yang diperlukan: ______________
Tempoh pinjaman: ____________________
Pendapatan bulanan: __________________
Nombor telefon: ________________
Adakah anda memohon pinjaman sebelum: ________________
Jika anda telah memfailkan pinjaman sebelumnya, di mana anda dirawat dengan jujur? ...
Bertindak cepat dan keluar dari tekanan kewangan, keadaan huru-hara, dan cabaran
hubungi REBECCA WILLIAMS LOAN FIRM hari ini melalui e - mail:
rebeccawilliamsloanfirm@gmail.com
Are you tired of seeking loans and Mortgages,have you been turned down constantly By your banks and other financial institutions,We offer any form of loan to individuals and corporate bodies at low interest rate.If you are interested in taking a loan,feel free to contact us today,we promise to offer you the best services ever.Just give us a try,because a trial will convince you.What are your Financial needs?Do you need a business loan?Do you need a personal loan?Do you want to buy a car?Do you want to refinance?Do you need a mortgage loan?Do you need a huge capital to start off your business proposal or expansion? Have you lost hope and you think there is no way out, and your financial burdens still persists? Contact us (gaincreditloan1@gmail.com)
Your Name:...............
Your Country:...............
Your Occupation:...............
Loan Amount Needed:...............
Loan Duration...............
Monthly Income:...............
Your Telephone Number:.....................
Business Plan/Use Of Your Loan:...............
Contact Us At : gaincreditloan1@gmail.com
Phone number :+44-75967-81743 (WhatsApp Only)
Halo semuanya, saya Rika Nadia, saat ini tinggal orang Indonesia dan saya warga negara, saya tinggal di JL. Baru II Gg. Jaman Keb. Lama Utara RT.004 RW.002 No. 26. Saya ingin menggunakan media ini untuk memberikan saran nyata kepada semua warga negara Indonesia yang mencari pinjaman online untuk berhati-hati karena internet penuh dengan penipuan, kadang-kadang saya benar-benar membutuhkan pinjaman , karena keuangan saya buruk. statusnya tidak begitu baik dan saya sangat ingin mendapatkan pinjaman, jadi saya jatuh ke tangan pemberi pinjaman palsu, dari Nigeria dan Singapura dan Ghana. Saya hampir mati, sampai seorang teman saya bernama EWITA YUDA (ewitayuda1@gmail.com) memberi tahu saya tentang pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ny. ESTHER PATRICK Manajer cabang dari Access loan Firm, Dia adalah pemberi pinjaman global; yang saya hubungi dan dia meminjamkan saya pinjaman Rp600.000.000 dalam waktu kurang dari 12 jam dengan tingkat bunga 2% dan itu mengubah kehidupan seluruh keluarga saya.
Saya menerima pinjaman saya di rekening bank saya setelah Nyonya. LADY ESTHER telah mentransfer pinjaman kepada saya, ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah Rp600.000.000 yang saya terapkan telah dikreditkan ke rekening bank saya. dan saya punya buktinya dengan saya, karena saya masih terkejut, emailnya adalah (ESTHERPATRICK83@GMAIL.COM)
Jadi untuk pekerjaan yang baik, LADY ESTHER telah melakukannya dalam hidup saya dan keluarga saya, saya memutuskan untuk memberi tahu dan membagikan kesaksian saya tentang LADY ESTHER, sehingga orang-orang dari negara saya dan kota saya dapat memperoleh pinjaman dengan mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi LADY ESTHER melalui email: (estherpatrick83@gmail.com) silakan hubungi LADY ESTHER Dia tidak tahu bahwa saya melakukan ini tetapi saya sangat senang sekarang dan saya memutuskan untuk memberi tahu orang lain tentang dia, Dia menawarkan semua jenis pinjaman baik untuk perorangan maupun perusahaan dan juga saya ingin Tuhan memberkati dia lebih banyak,
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: (rikanadia6@gmail.com). Sekarang, saya adalah pemilik bangga seorang wanita bisnis yang baik dan besar di kota saya, Semoga Tuhan Yang Mahakuasa terus memberkati LADY ESTHER atas pekerjaannya yang baik dalam hidup dan keluarga saya.
Tolong lakukan dengan baik untuk meminta saya untuk rincian lebih lanjut tentang Ibu dan saya akan menginstruksikan, dan ada bukti pinjaman, hubungi LADY ESTHER melalui email: (estherpatrick83@gmail.com) Terima kasih semua
Post a Comment