Webinar Nasional UGJ: Fenomena Komunikasi di Masa Pandemi Covid-19 dalam Berbagai Perspektif
CIREBON-Sektor komunikasi memiliki peranan penting dalam penanganan pandemi corona virus disease (Covid-19). Kesadaran masyarakat dalam upaya memutus mata rantai penularan dan penanganan masalah sosial, tidak lepas dari informasi yang disampaikan melalui berbagai media.
Menyadari isu tersebut, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) menyelenggarakan
Webinar dengan tema: Fenomena Komunikasi di Masa Pandemi Covid-19 dalam
Berbagai Perspektif.
Menjadi narasumber dalam webinar tersebut, Dr M Badri MSi Dosen Prodi Ilmu
Komunikasi UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Dr Dedi Kurnia Syah, Direktur
Eksekutif Indonesia Political yang juga Dosen Universitas Telkom, Ketua Prodi
Ikom FISIP UGJ Farida Nurfala S Sos MSi dan Yuda Sanjaya dari Radar Cirebon
Group.
Dalam kesempatan itu, Dekan FISIP UGJ, Dr H Nurudin Siraj MA MSi yang menjadi
keynote speaker menyampaikan, di era pandemi seperti sekarang komunikasi
didominasi daring. Penerapan protokol kesehatan mengubah pola komunikasi.
Sebab, komunikasi daring sangat berbeda dengan tatap muka
yang ada faktor ekspresi. Kemudian, di era pandemi pertemuan didominasi secara
online. Bekerja secara online. Hal itu terjadi juga dalam dunia pendidikan.
“Diperlukan metode dan pergeseran mindset.
Dari dominan luring menjadi daring,” katanya.
Dr M Badri, dalam materinya menyinggung mengenai aspek sosial dalam
penanganan pandemi covid-19. Disampaikan dia, dalam situasi seperti
sekarang ini, masyarakat harus percaya kepada pemerintah. Sebaliknya,
pemerintah juga harus percaya kepada masyarakat bahwa mereka juga berkontribusi
dalam penanganan covid-19.
“Penting solidaritas sebagai energi sosial, karena yang paling rentan
dalam wabah covid-19 adalah aspek sosial,” kata Badri.
Solidaritas, sambung dia, sudah terbukti di Indonesia.
Bisa terlihat dalam penanganan bencana, juga musibah lainnya. Tidak kalah penting
adalah solidaritas politik. “Abaikan penguasa dan opisisi. Ketika terjadi
bencana covid-19, semua adalah korban. Tidak pilih-pilih. Bisa partai A, partai
B, semua berpotensi menjadi korban,” tandasnya.
Dr Dedi Kurnia Syah, Direktur Eksekutif Indonesia Political menyampaikan
materi mengenai Pandemi Komunikasi: Implikasi Sosiopolitik Nasional.
Bagaimana negara dalam hal ini pemerintah, menjalankan komunikasi terkait
pandemi. Sebab, berimbas dengan isu sosial, politik secara nasional.
Disampaikan Dedi terkait Riset IPO yang menyimpulkan sejauh mana publik
puas kepada pemerintah dalam penanganan covid-19. Hasilnya, 58,6 persen
menyatakan puas, 38 persen tidak puas, 7 persen abstain.
Angka-angka tersebut, jelas dia, menunjukkan pemerintah tidak secara
signifikan meyakinkan publik mereka sudah menangani covid-19 secara maksimal.
“Dari mana penilaian publik muncul? Penilaian muncul dari komunikasi
pemerintah. Melalui juru bicara, statement presiden, menteri-menteri, termasuk
informasi media massa, media sosial. Komunikasi yang dilakukan pemerintah
monoton, hanya menyampaikan angka-angka,” paparnya.
Sementara itu, Farida Nurfalah S Sos MSi membahas fenomena media
komunikasi massa dalam pandemi covid-19.
Media membentuk dan dibentuk oleh masyarakat. Apa yang disajikan oleh
media target sasarannya adalah masyarakat itu sendiri. “Media juga dibentuk
masyarakat, karena informasi bersumber dari masyarakat,” katanya.
Webinar tersebut diikuti 537 peserta yang berasal dari 65 perguruan tinggi
dan SMA di Indonesia. (apr/opl)
Sumber: Radar Cirebon [https://www.radarcirebon.com/2020/07/17/prodi-ikom-ugj-helat-webinar-nasional/
]
1 comment
Terima kasih untuk informasi terkait webinar yang menarik, pada website berikut terdapat informasi tambahan mengenai pemanfaatan teknologi telemedicin dalam komunikasi di tengah masa pandemi: https://unair.ac.id/penggunaan-telemedisin-dalam-masa-pandemi/
Post a Comment