Kopi Dini Hari
yang bersari di tubuhmu
hingga serpihan gula
menghapus jejak malam
di cangkir kaca
Aku ingin menjadi semut
yang merayap di pelukmu
mencecap manisnya rasa rindu
dan hangatnya seteguk cinta
menjelang pagi tiba
Rasa pahit di lidah
dan sisa asam di mulut
seketika larut
ketika bibir dan cangkir
saling berpagut
Hingga endapan rempah
luruh dalam lelah
usai membiakkan kata
dengan peribahasa
paling purba
2012
Ketika Lampu Padam
Kulihat siluet matamu
menyala di balik pintu
ada sepasang curiga
seperti para peronda
di gardu jaga
Langkah kaki ini
berdetak seperti arloji
menghilang di serambi
bersama sebatang korek api
menyala ganjil
Hembusan angin di jendela
meniupkan bising malam
dan pijar bintang
bersiul di galaksi
paling sepi
Berapa lama lagi
aku harus menunggu
sambil mengeja rindu
yang terselip
di koran minggu
Sebab masih ada cemburu
yang menghantui
letupan-letupan imaji
seperti riwayat gunung api
ketika mati suri
2012
Arca Jelita
Di balik pinggul indahmu
ada setangkup rahasia
yang menyihir para pria
untuk berburuk sangka
atau menaruh cinta
Tarianmu semakin menggoda
ketika lelampu jalan
menghentikan detak jam
dari pagi hingga malam
saat panas atau hujan
Barangkali ada sepasang peri
yang bersimpuh di tubuhmu
sambil merapal mantra
peluruh jiwa
pelebur murka
Goyanganmu menjadi binal
ketika penonton di seberang
terbius irama gendang
menenggak liur sampai mabuk
memuntahkan mimpi buruk
Kerling matamu yang liar
menebar segala pesona
menunggu para pria
menjadi jalang
atau menghunus pedang
2012
No comments
Post a Comment